PERKANDANGAN TERNAK UNGGAS
oleh : Ir. Adi Rakhman, M.Si.
Widyaiswara
Ahli Pertama
Kandang merupakan suatu bangunan yang digunakan untuk
tempat tinggal ternak sepanjang hidupnya. Usaha ternak unggas yang dikelola
dengan baik memerlukan manajemen kandang agar sistem pemeliharaan dapat
optimal. Kandang yang baik ialah kandang yang
nyaman bagi ternak sebagai tempat tinggal dan menjalankan kelangsungan
hidupnya. Manajemen kandang yang baik merupakan salah satu faktor yang
mendukung ternak untuk dapat berproduksi dengan baik. Adapun fungsi kandang bagi
ternak yaitu :
- Untuk
melindungi ternak dari pemangsa dan kondisi lingkungan yang ekstrem
(hujan, panas, angin kencang, dan lainnya)
- Tempat
ternak unggas untuk produktif (hidup, kawin, melahirkan, dan menghasilkan
daging/telur)
- Tempat
ternak unggas untuk makan, minum dan beristirahat
- Mencegah
ternak unggas agar tidak merusak tanaman sekitar
- Tempat
untuk merawat ternak yang sakit
- Untuk
memudahkan pengontrolan ternak unggas
Tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam membuat
kandang ungags :
§ Faktor Biologis
Respon sensitivitas tiap jenis unggas terhadap
suasana iklim atau cuaca menjadi faktor biologis yang perlu dipertimbangkan.
Pada unggas yang sensitif terhadap cuaca panas maka perlu dirancang sedemikian
rupa kandang dengan sirkulasi udara yang baik dan tidak menyebabkan kondisi
yang tidak nyaman pada ternak unggas.
§ Faktor Teknis
Kandang harus dibangun dengan menggunakan
bahan-bahan yang kuat dan tahan lama agar memberikan fungsi yang maksimal.
Konstruksi, bahan dan tata letak bangunan kandang harus diperhitungkan dengan
matang.
§ Faktor Ekonomis
Tujuan pemeliharaan ternak adalah untuk memberikan nilai ekonomi bagi
peternaknya. Pembuatan kandang juga harus mempertimbangkan dari segi ekonomis. Kandang
yang merupakan investasi tetap dan jangka panjang harus dibangun menggunakan
bahan-bahan yang kuat namun tidak terlalu mahal. Efisiensi biaya pembangunan
kandang juga tergantung pada tata letak dan rancangan kapasitas skala bangunan
kandang.
Perencanaan Lokasi, Arah,
dan Struktur Kandang
Beberapa hal yang yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan kandang diantaranya, letak geografis (temperatur,
curah hujan, arah angin, dan kelembaban), jarak dari rumah ke kandang, serta
izin lokasi kandang. Konstruksi kandang yang baik untuk ternak harus kuat,
mempunyai sirkulasi udara yang baik, dan konstruksi kandang harus mampu menahan
beban benturan dan dorongan yang kuat dari ternak sehingga ternak merasa
nyaman. Sesuai dengan pendapat Sukmawati dan Kaharudin (2010) yang menyatakan
bahwa peternak akan memilih bahan kandang sesuai dengan tujuan usahanya dan
dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal yang banyak tersedia.
1.
Arah Kandang
Arah kandang
sebaiknya dibuat melintang, dari barat ke timur. Hal tersebut dimaksudkan agar
ternak tidak terpapar sinar matahari secara berlebihan.
2. Lokasi kandang
Lokasi yang ideal adalah daerah yang terletak jauh
dari pemukiman warga namun mudah diakses oleh kendaraan. Tujuannya untuk
menghindari bau kotoran ternak yang dapat mengganggu masyarakat sekitar. Jarak
kandang ternak dengan pemukiman adalah minimal 200 meter. Sementara jarak
kandang dengan rumah tinggal peternak minimal sejauh 10 meter agar tidak
tercemar bau dan kotoran (Peraturan Menteri Pertanian No. 40/Permentan/OT.140/7/2011).
Peternak juga harus memilih lokasi yang berada pada
wilayah yang bebas penyakit ternak, misalnya seperti Penyakit Avian Influenza,
yang berpotensi merugikan peternak. Lokasi kandang juga semestinya mudah
dijangkau sarana transportasi seperti muatan ternak, truk pakan, hingga
memudahkan proses pemasaran atau pengiriman ke rumah potong hewan. Selanjutnya,
Lokasi perlu memiliki sumberdaya air dan sinar matahari yang cukup
3. Struktur kandang
- Atap kandang
Bahan atap yang sebaiknya dihindari yaitu seng. Bahan tersebut gampang
menyerap panas dari permukaan dan menyebarkan panas tersebut di dalam kandang
dan ketika hujan menjadi sangat berisik. Pilihlah bahan-bahan yang kuat dan
tahan dari sengatan panas matahari dan tidak menimbulkan panas di dalam
kandang. Disarankan untuk memilih genting dari tanah, selain harganya murah dan
mudah didapatkan, juga tidak menyerap mudah panas.
Minimal jarak dari
permukaan tanah hingga atap minimal 3 meter, dengan kemiringan 30°. Tujuannya
agar sirkulasi udara di dalam kandang bisa berlangsung dengan baik, dan air
hujan cepat turun hingga tidak menimbulkan genangan.
- Dinding
kandang
Dapat terbuat dari
kayu, bambu, atau tembok dan dibuat sesuai kondisi ternak yang dipelihara. Dinding
kandang yang rapat sebaiknya dibuat setinggi 70-80 cm (sejajar tinggi penyekat)
agar ternak terhindar dari angin kencang. Dinding tetap dibuat bercelah agar
udara dan sinar matahari pagi dapat bebas masuk ke dalam kandang.
- Lantai
kandang
Lantai kandang harus
cepat kering dan mudah dibersihkan. Celah pada lantai panggung dibuat kurang
lebih 1,5 cm agar kotoran dapat jatuh kebawah, tetapi kaki ternak tidak sampai
terperosok. Untuk lantai panggung, sebaiknya gunakan bahan kayu atau bambu
bercelah atau bisa menggunakan slat bahan plastik yang aman.
Tipe dan Model Kandang
Terdapat dua tipe kandang unggas,
yaitu tipe individu dan tipe kelompok.
Tipe Kandang Individu
Ukuran tiap kandangnya antara 30 cm X 40 cm.
Kandang dengan ukuran tersebut biasanya dapat digunakan oleh satu atau dua ekor
ternak ayam petelur. Umumnya, ternak unggas yang menggunakan kandang tipe ini
adalah ternak petelur.
Tipe Kandang Koloni/Kelompok
Ukurannya relatif
luas dan dibuat tanpa penyekat antar ternak. Luas kandang disesuaikan dengan
umur dan jumlah ternak yang dipelihara. Pada ayam tipe pedaging, apabila
dipanen ukuran kecil (0,6 – 0,8 kg/ekor), per meter persegi dapat memuat
sekitar 10 ekor. Apabila unggas tipe pedaging dipanen pada ukuran besar (> 1
kg/ekor), per meter persegi dapat memuat sekitar 6 ekor. Pada ternak ayam atau
bebek lokal tipe petelur atau ayam yang digunakan untuk pembibit, per meter
persegi dapat ditempatkan oleh 5-6 ekor ternak ayam.
Terdapat tiga model
kandang kambing atau domba, yaitu model panggung, model lemprak, dan model
kombinasi lemprak dan panggung.
Model Kandang Panggung
Konstruksi kandang
dibuat panggung, terdapat kolong untuk menampung kotoran. Kolong digali dan
dibuat lebih rendah daripada permukaan tanah sehingga kotoran dan air
kencingnya tidak tergenang. Jarak antara lantai kandang dengan tanah minimal
50-80 cm atau 2 m untuk skala perternakan besar. Lantai kandang dengan jarak
celah lantai panggung ±1,5 cm dengan tujuan kotoran mudah jatuh dan kaki ternak
tidak terperosok.
Model Kandang Lemprak
Kandang
dengan lantai tanah atau semen dan dilapisi jerami atau rumput kering serta
sisa-sisa hijauan pakan. Kekurangan dari model kandang ini adalah kebersihan
yang sulit dikontrol sehingga keamanan dari penyakit kurang terjamin. Feses
atau alas lantai biasanya diangkut setelah 3-6 bulan kemudian.
Model Kandang Kombinasi Panggung dan Lemprak
Kandang kombinasi panggung dan lemprak, berguna untuk pemeliharaan
ternak-ternak untuk jangka waktu yang relatif panjang, seperti pemeliharaan
ternak untuk program breeding. Ternak-ternak pada malam hari dan saat
hujan, dirawat di dalam kandang panggung, Pada pagi menjelang siang hari saat
sinar matahari berlimpah, ternak dilepas ke kandang lemprak untuk exercise
dan mendapatkan sinar matahari.
Penyediaan
Area Pendukung Lainnya
Area lainnya yang juga tidak kalah
penting dan perlu ada seperti area penanganan ternak, area bongkar muat ternak,
lokasi timbangan, kandang jepit, dan gudang pakan. Selain itu sebaiknya disediakan
pula tempat umbaran (model kandang kombinasi) dan tempat kotoran/kompos.
Menurut Rasyid dan Hartati (2007), beberapa perlengkapan kandang yang baik
untuk sapi potong meliputi: tempat pakan, tempat minum, saluran darinase, dan
tempat penampungan kotoran.Umbaran berfungsi sebagai lokasi exercise bagi
ternak. Ternak unggas yang kesehariannya dipelihara dalam kandang perlu bermain
di tempat umbaran secara teratur agar kesehatannya terjaga terutama untuk
tujuan pembibitan.
Penutup
Comments
Post a Comment